histat

ANAK KECIL

Oleh Herman Subarkah

Aku tak melihat ayah dan bunda
Mereka pergi untukku melawan dunia
Melewati hutan, berhenti di sungai ketika senja
Berdoa untukku di keheningan malam menjelma

Aku disini bersama kakek, nenek, dan kedua sepupuku
Terlihat ramai, namun tak menghilang rasa sepiku
Kesepian akan kebersamaan ayah dan bundaku
Kesepianku yang selalu bertanya di kepalaku
“Cepatlah pulang ayah, bunda, aku rindu?”
Kerinduan yang selalu dekat dibenakku
Dan aku selalu berdoa dengan harapan membelenggu
“Aku ingin bersama mereka Tuhan dan tak ingin terpisah lagi” permohonanku

Bermain di sore hari begitu menyenangkan namun mengganggu
Ketika bunda dan ayah mereka berbicara merayu
“Sudah hampir malam, mari pulang anakku?”
Kedua mata dan telinga ini tak kuasa dengan semua itu

Dan malam-malam pun berlalu seperti biasa
Di sudut kamar kecilku aku berbaring, menunggu terpejamnya mata
Membayangkan, lalu memimpikan ayah dan bunda
Berbisik dalam gelap, “semoga esok aku bisa bertemu mereka”

Ketika waktu itu tiba, dan mereka pulang membawa sesuatu
Memelukku seraya berkata, “anakku, apa kabarmu?”
Aku mendekap dan menjawab dengan rasa kegiranganku
Serayaku berkata pada-Nya, “Jangan pisahkan lagi aku dengan mereka Tuhan, aku mohon…”

Dan waktu-waktu indah itu berlalu begitu cepat
Secepat ketinggian menuju kerendahan yang tak melambat
Dan permohonan-permohonanku kepada Tuhan semakin menguat
Terjaga tetesan air mata untuk kerinduan hati yang begitu melekat
Advertisement


0 komentar:

Posting Komentar