Oleh Eko Putra Ngudiraharjo
Sentuh hangat pagi menepuk.
Lukis garis ilalang membayang.
Titik pertemuan antara gelap dan terang tertekuk.
Melipat gelap meski pagi masih membungkuk.
Terdengar nyanyi penyair suara.
Seperti lantun rindu selepas mimpi.
Dari lelap mata hingga sadar membuka.
Tak lagi terhauskan peluk sang sepi.
Dari tempatku terduduk aku rindu.
Usap ketika jari memeluk rambutku.
Dari jarakku menatap aku membeku.
Terkaku dalam bujur arah rinduku.
Aku pernah bertanya tentangmu.
Pada ranting yang terkubur daun kering.
Dengan tiap warna langit yang membiru.
Bahkan bertanya senja ketika dengan petang dia bergunjing.
Ini tanyaku,
"
wahai ranting,warna langit dan senja bergunjing, jika aku adalah sang
perindu yang beku dan tiap syairku hanya ku lemparkan pada kalian.
Apakah kalian masih mampu menjadi basah dari sang kering,tetap biru
meski gelap mengadu ataukah tetap ada ketika malam merebut masa?"
Dari selipan sang fajar terjawab.
"Itulah rindu...!!"
terikat namun mampu menghempas.
Kuat tapi melemahkan nafas.
Dan jika ada yang bilang rinduku setengah mati.
Maka aku yang akan bilang rinduku setengah pergi.
Separuh ada pada nafasmu.
Setengah lagi masih menyatu di jiwaku.
Bagaimana dengan Puisi Romantis diatas, apakah anda sudah mempunyai
Inspirasi untuk mebuat pasangan anda berbunga-bunga dan catatan Puisi Romantis
diatas hanyalah sebagian Puisi romantis yang saya rangkum dalam satu
Postingan, masih banyak lagi Puisi Romantis yang lainnya. SHARE atau
LIKE jika suka Puisi Romantis diatas.
0 komentar:
Posting Komentar